Ads

Flag Counter

القرأن كلام الله

محمد رسول الله

box4

الله ربنا

box5

box6

Ads Bottom 1

Ads Bottom 2

Ads Bottom 3

Latest Posts
Tampilkan postingan dengan label AKHLAQ & ADAB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AKHLAQ & ADAB. Tampilkan semua postingan
(Nida' Ar-Rahman) Ramadhan tinggal mengitung hari, iklan sirup pun sudah bertebaran di televisi, artis yang biasanya selalu berpakaian hot pun kini sudah mulai mengenakan jilbab ala film "jini oh jini". Namun bukan ini yang akan kita bahas pada coretan sederhana ini. Sejak 14 abad yang lalu umat Islam selalu gegap gembita menyambut bulan suci Ramadhan ini, bulan yang penuh berkah di mana kita akan menjalani hari-hari dengan berpuasa. Lantas kiat apa saja dan amalan apa saja kah yang hendaknya kita lakukan di bulan yang indah ini? Marilah kita ulas secara sederhana.


Persiapan Untuk Ramadhan

Semua hal jika kita siapkan sedari awal maka hasilnya pun akan berbeda dengan hal yang kita kerjakan secara dadakan, begitu juga dengan Ramadhan. Dahulu kaum salaf (pendahulu kita) selalu mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan, sejak mereka usai mengerjakan puasa Ramadhan di tahun sebelumnya, artinya setiap harinya dalam setahun mereka isi dengan persiapan memburu pahala di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun juga demikian, beliau memperbanyak puasa di bulan Sya'ban, bahkan Ibunda Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan :

و ما رأيته في شهر أكثر صياما منه في رمضان

" Dan aku tidak pernah melihat beliau paling banyak berpuasa selain Ramadhan, kecuali saat bulan Sya'ban" (HR. Abu Dawud no 2434)

Sebagian Ulama' mengatakan bahwa di antara hikmah dari memperbanyak puasa di bulan Sya'ban adalah sebagai persiapan untuk puasa dan amal ibadah lainnya dibulan Ramadhan.

Amalan Di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan bukanlah bulan untuk bermalas malasan sebagaimana yang banyak dilakukan umat saat ini, malam bergadang siang terlentang dengan alasan kelaparan, ini tidak benar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dahulu selalu menghidupkan malamnya dengan membaca Al-Qur'an, dzikir, tadabbur dan lain sebagainya. Begitupun di siang hari, mereka tidak seperti kita yang hanya tiduran di depan televisi menunggu bedug maghrib di tabuh, bahkan mereka di siang hari bekerja, berjihad, berdakwah, dan seabrek amalan baik lainnya. Sebab itulah kita sebagai umatnya haruslah meniru beliau. Karenanya kami tuliskan di antara amalan yang layak kita kerjakan di bulan Ramadhan adalah :

1. Puasa (wajib)
2. Banyak membaca Al-Qur'an
3. Iktikaf di Masjid (terutama 10 hari terakhir)
4. Memperbanyak dzikir
5. Memperbanyak memberi shodaqoh atau makanan untuk berbuka
6. Shalat tarawih (baik yang 23 atau 11 rakaat sama saja)
7. Berkata-kata baik, jika tidak bisa maka lebih baik diam
9. dan lain-lain

Hal-Hal Yang Perlu Dihindari

Setiap amal selalu ada pembatalnya, atau paling tidak perkara yang dapat mengikis pahala sampai habis. Karena itu mari kita jauhi beberapa perkara berikut ini :

1. Ghibah atau nggosip
2. Mencela
3. Banyak bermain Hp dari pada membaca Al-Qur'an
4. Makan di siang hari tanpa udzur syar'i
5. Berjima' (berhubungan badan) di siang hari
6. Mengganggu kelancaran umat Islam beribadah
7. Membuat kegaduhan di masyarkat
8. Melihat yang diharamkan Allah
9. Mendengar hal-hal yang diharamkan Allah
10. dan lain-lain

Ini adalah sebagaian dari pernak pernik yang harus difahami oleh umat Islam, adapun mengenai pembahasan rincinya akan kami tulis pada artikel tersendiri.

Madinah Munawwarah, 22 Mei 2017
0
(Nida' Ar-Rahman) Dia tidak terbuat dari besi baja bak samurai. Namun ketajamannya bisa melebihi samurai. Dia pun bukan nuklir, tapi bisa berpengaruh buruk melebihi nuklir. Dia adalah senjata yang mana jika benar penjagaannya dan pengunaannya maka bisa menjadi penghantar menuju surga. Namun jika disalah gunakan dan tidak dijaga maka dia salah satu jalan pintas menuju neraka dunia dan akhirat. Dialah lisan, maka jagalah karena lisan tak bertulang dan selalu bergerak.

Berapa banyak kehancuran disebabkan oleh lisan?. Kurangnya penjagaan terhadap lisan bisa menyebabkan hancurnya rumah tangga yang lama dibina. Kurangnya penjagaan terhadap lisan bisa menyebabkan peperangan yang pernah terjadi di dunia. Kurangnya penjagaan lterhadap isan, terjadilah pembunuhan yang ada.

Banyak orang yang mampu menjaga matanya dari melihat hal-hal haram. Banyak orang yang mampu menjaga kemaluannya dari zina. Banyak orang mampu menjaga telingganya dari mendengar hal-hal yang haram. Tapi sedikit orang yang bisa manjaga lisannya.

Oleh karenanya Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash ra bahwa suatu ketika ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah, "wahai Rosulullah! Muslim mana yang paling baik?" Rasul pun menjawab "(muslim yang baik) adalah yang mana orang muslim selamat dari lisan dia dan tangganya". (HR. Muslim)

Rasulullah pun pernah bersabda kepada Muadz bin Jabal ra " Maukah engkau kuberitahu kendali semua itu?" Muadz menjawab "mau wahai Rasulullah", Rasulullah pun memegang lidahnya seraya bersabda "jagalah ini", Muadz berkata "Wahai Nabiyyullah, apakah kita akan disiksa lantaran ucapan-ucapan kita?" Rasullullah menjawab "Celaka engaku, bukankah banyak dari kalangan manusia yang tersungkur ke dalam api neraka dengan mukanya terlebih dahulu (dalam riwayat lain 'dengan lehernya terlebih dahulu') itu karena hasil dari ucapan-ucapan lisannya??". (HR. Tirmdzi, Hadits Hasan Shohih)

Begitu juga Nabi bersabda :


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ,وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Jagalah lisan, karena banyak orang merugi karena ucapan.

Madinah Munawwarah, 22 Mei 2017
0
(Nida' Ar-Rahman) Faidah : Mengakhirkan Sholat Isya' di bulan Ramadlan.
Dahulu Said bin Jubair mengkhatamkan Al-Qur'an antara maghrib dan isya' pada bulan Ramadlan, dan dia mengakhirkan sholat isya'. ( Siyar Alam Nubala' 7/358, Hilyatul Auliya' 3/58)

قال ﷺ: عليك بكثرة السجود لله؛ فإنك لا تسجد لله سجدة إلا رفعك الله بها درجة، وحطّ عنك بها خطيئة 

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda :
" Hendaklah engkau memperbanyak sujud. Tidaklah engkau sujud kepada Allah sekali, kecuali Allah akan mengangkat derajatmu dengan sujud itu, dan menghapus kesalahan darimu" (HR. Muslim)
 Sungguh ini kabar gembira bagimu pejuang Ramadlan.

Ramadlan merupakan kesempatan untuk menyulam dan menambal kekurangan, serta kesempatan untuk berlomba dalam kebaikan ; Takbiratul Ikhram, Shaf pertama dalam shalat, lantunan Al-Qur'an, Sunnah Rawatib, Shalat Dhuha, Shadaqoh, Dzikir, Meninggalkan pandangan, pendengaran dan perkataan yang tidak bermanfaat.

 Jika engkau sampai pada Ramadlan, maka puasalah seakan ini puasa terakhir. Karena tidak ada yang menjamin engkau akan bertemu Ramadlan berikutnya.

Masjid-masjid saat ini menjadi saksi kenyataan yang memilukan pada kalangan muslim. Iya, engkau bisa melihat manusia sangat memperhatikan tarawih dan qiyamul lail, namun mereka terkesan lali pada shalat dhuhur. Padahal hukum dan pahala shalat dhuhur jauh lebih agung daripada shalat malam.

والله يريد أن يتوب عليكم ويريد الذين يتبعون الشهوات أن تميلوا ميلا عظيما

"Allah hendak menerima taubatmu, sedangkan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu bermaksud supaya engkau berpaling sejauh-jauhnya (dari kebeneran)". (QS. An-Nisa' 27)

Renungkan, dan renungkanlah apa yang engkau upayakan dalam Ramadlan ini, inilah ujian yang sebenarnya, maka ke arah mana di antara dua arah ini engkau condongkan dirimu?

* Diterjemahkan dari akun telegram Syaikh
** Penerjemah adalah murid halaqah kajian dari Syaikh Sholih Sindi di Masjid Nabawi Madinah Munawwaroh.

Lamongan,
Nida' Ar-Rahman
posted from Bloggeroid
0

Ghodhul Bashar
(Nida' Ar-Rahman) Mata adalah anugerah dari Allah subhanahu wa ta’ala, sebuah nikmat yang menjadi amanat yang akan kita pertangung jawabkan di akhirat. Kita tidak bisa menikmati indahnya pemandangan yang Allah berikan di dunia ini jika mata kita tidak berfungsi. Maka pantas dan wajib
0
(Nida' Ar-Rahman) Berikut ini untaian-untaian indah dari syair dari ulama' Syafi'iyah untuk melembutkan jiwa yang mulai liar.

فكن من الايمان في مزيد     و في صفاء القلب ذا تجديد
Jadilah seorang yang imannya bertambah ... Dan berusaha menjaga kesucian hatinya

بكثرة الصلاة و الطعات     و ترك ما للنفس من شهوات
Dengan memperbanyak shalat dan taat ... Serta menjauhkan jiwa dari syahwat

فشهوة النفس مع الذنوب     موجبتان قسوة القلوب
Karena dengan syahwat dan dosa ... Dua hal yang mengeraskan jiwa

و إن أبعد قلوب الناس      من ربنا الرحيم قلب قاسي
Sungguh hati-hati manusia yang sangat terjauhi ... Dari Rabb Yang Maha Pengasih adalah mereka yang keras hati


Syair Az-Zabd Fi Fiqh Asy-Syafi'i, Karya Syihabuddin Abu Abbas Ahmad bin Husain bin Hassan bin Ali bin Ruslan Asy-Syafi'i (w. 844 H)


Madinah Munawwarah, 21 Mei 2017
0
(Nida' Ar-Rahman) Mungkin ada yang bingung dengan judul di atas. Ya ini adalah perkataan dari perkataan Fudhoil bin Iyadh rahimahullah. Dan dengan ilmu kami yang sangat terbatas maka kami mencoba untuk menjelaskan sebisa kami berdasarkan ilmu yang Allah anugerahkan kepada kami. Berikut perkataan Fudhoil bin Iyadh rahimahullah :
0
(Nida' Ar-Rahman) Bait-bait syair yang membuat Imam
0
(Nida' Ar-Rahman) Bila seseorang memiliki emas ataupun harta yang berharga maka apa yang  harus dia lakukan? Jika seseorang memiliki barang  yang berharga niscaya dia akan menjaganya dan tidak mungkin memamerkannya kepada semua orang secara gratis. Begitulah seharusnya seorang wanita.
0
(Nida' Ar-Rahman) Tidak ada ceritanya dan tidak ada satu ulama' pun mengatakan bahwa SYARAT MENASEHATI ADALAH HARUS SEMPURNA. Karena jika syarat menasehati adalah harus sempurna, maka saat ini tidak ada manusia yang berhak menasehati.
0

(Nida' Ar-Rahman) Tidak terlalu penting engkau memperhatikan seberapa berharganya engkau di depan manusia. Tapi yang terpenting adalah engkau mulia di sisi Allah.

Karena banyak manusia mulia di depan manusia, namun hina dina di sisi Allah. Dan berapa banyak manusia yang awalnya rendah namun karena kualitas imannya tinggi dia menjadi manusia mulia di sisi Allah, yang secara otomatis akan mulia di sisi manusia.
0
(Nida' Ar-Rahman) Yakinlah semua ini bukanlah sebuah kebetulan semata. Di dunia ini, dari rontoknya separuh ekor lalat sampai runtuhnya langit di hari akhir nanti, semuanya adalah skenario dari atas langit yang ke tujuh. Allah sebagai Sang Mudabbir (pengatur) telah menentukan alur perjalanan semua ciptaannya, tiada yang terlewat barang setitikpun.

Ketika kita sudah meyakini bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah, maka ketahuilah Allah bukan Dzat yang Dzolim. Ketika keinginan tak terpenuhi lantas jangan menyalahkan Allah, ketika cita-cita tidak tercapai janganlah menyalahkan Allah. Salahkanlah dirimu sendiri, instropeksilah dirimu sendiri bercerminlah dengan seksama melebihi bercerminmu saat memeriksa jerawat yang ada pada wajah. Dan yakinlah bahwa Allah maha mengetahui, terkadang apa yang engkau anggap baik itu sebernanya buruk bagimu, dan apa yang engkau anggap buruk terkadang baik untukmu, karena penilaian kita hanya sebatas penilaian dhohir saja, Allah maha tahu sedangkan engkau tidak tahu.

Tatkala rencana tidak terwujud, mungkin Allah menganti dengan yang lebih baik di seberang sana. Ketahuilah Skenario dari Allah adalah yang terbaik dan lebih hebat tentunya.

Thayyibah Ath-Thayyibah
29/6/1436 H
0


(Nida' Ar-Rahman) Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat Allah, dan jika engkau tidak bisa seperti itu maka hendaknya engkau menyadari bahwa Allah melihat engkau.

Dan Isa'ah adalah engkau berdiri beribadah kepada Allah namun pada waktu yang sama engkau tidak sadar bahwa engkau menghadap Allah. Engkau terbangkan fikiran dan kosentrasimu bukan kepada Allah yang sedang engkau ibadahi.

Ya, di sini lah bedanya antara kebanyakan manusia di zaman ini dengan sahabat Nabi saw. Mereka hatinya berpaut dengan masjid di manapun mereka berada, sedangkan kebanyakan manusia saat ini hatinya terpaut dengan dunia bahkan ketika dia di masjid berdiri menghadap Allah.

Dahulu Abdurrahman bin Auf ra ketika dipasar, hatinya berada di masjid, Utsman bin Affan ra ketika menjalankan bisnisnya hatinya berada di masjid, dan para sahabat lainnya ketika mereka mengembala, berkebun, dan lain sebagainya, hati mereka berada di masjid. Sedangkan manusia saat ini jasadnya berada di masjid namun hatinya di kantor, jasadnya shalat namun hatinya di pasar, di mall, di dapur atau mungkin hatinya terbang ke benua nan jauh di seberang sana.
Semoga bermanfaat

Thayyibatut Thayyibah
22 Jumaadis Tsaniyah 1436 H
0

Blogger Templates By Templatezy & Copy Blogger Themes