(Nida' Ar-Rahman) Dahulu ketika masih usia SMP dan SMA kami masih
ingat dengan jelas mengenai pelajaran sejarah. Di antanya pelajaran yang ada
pada mapel sejarah adalah masalah zaman batu, walaupun secara pribadai saya
sangat tidak yakin mengenai manusia purba, apalagi mengenai manusia adalag
hasil evolusi kera sampai masalah manusia purba yang ada di jawa yang dikenal
dengan wajakensis, sama sekali tidak percaya dan mungkin buku-buku tersebut
layak untuk dijadikan bungkus kacang.
Namun saat ini di tahun 2015 rasanya ciri-ciri
mengenai zaman batu itu sangat jelas adanya, di antaranya adalah manusia
memuja-muja batu, senang bergelut dengan batu, kemudian kehidupan yang
amburadul, dan ajaran mengangungkan makhluk.
Bias kita lihat, misalnya dalam masalah manusia
memuja-muja batu, dan senang bergelut dengan batu. Kita lihat dikota-kota besar
pas dipinggir jalannya banyak sekali batu-batu dari yang merah, kuning ,hijau
di meja yang biru berjejer. Manusia mengelus-elus batu, namun lupa menyentuh
Al-Qur’an, mereka rela merogoh kantong dalam-dalam untuk membeli batu tersebut,
namun ogah bersedekah. Lupa waktu gara-gara batu, adzan jum’aT dikumandangkan
dia masih asyik dengan batu akiknya, jangankan berangkan ke masjid, mandi saja
lupa. Ya Allah ternyata zaman batu itu terjadi di tahun 2015.
Dalam masalah kehidupan misalkan, sudah sangat
tentram hidup dalam naungan islam, sekarang hidup bagai dihutan belantara yang
beradatkan rimba. 10 tahun yang lalu sehabis shalat maghrib terdengar suara
bacaan al-quran dari setiap rumah, namun sekarang suara lagu-lagu yang sangat
mengganggu. Dahulu ketika di masjid banyak mudah sekali kita jumpai para
pembaca al-quran dengan khusyuknya tenggelam dalam tadabbur ayat. Sekarang di
dalam masjid main gadget, ketika shalat jum’at malah ada ringtone “sakitnya tuh
di sini”, eh giliran di dalam wc ada bacaan al-qur’an yang berasal dari
ringtone sms. Ya Allah, inikah zaman batu itu.
Dalam masalah mengagungkan makhluk misalkan,
ketika manusia sadar bahwa dia harus tunduk kepada Allah maka kehidupannya akan
menjadi sangat mulia dan baik. Namun saat ini ada sekelompok manusia yang
sangat menganggungkan manusia bahkan diangap derajatnya setara dengan tuhan,
sebut saja Syiah. Lihat saja ketika perayaan Asy-Syuro, lisan mereka tidak
berdzikir “ya Allah” atau “astaghfirullah” dll. Namun lisan mereka berkata “ya
Husain-ya Husain” padahal Husain ra pun berlepas diri dari mereka. Mereka menganggungkan
makhluk sehingga setara dengan Khaliq, dan mereka terkadang menghinakan Khaliq.
Ya Allah ini memang mirip dengan ciri-ciri zaman batu yang mana pada zaman batu
mereka sangat mengagungkan makhluk dan melupakan khaliq.
Semoga bermanfaat
Darul Hijrah
27 Jumadil Akhiroh 1436 H
SHARE US →